Advertisement
Kementerian
Komunikasi dan Informatika dan Kementerian Agama bekerja sama untuk
meningkatkan kecakapan digital pelajar madrasah. Direktur Jenderal Aplikasi
Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan
menyatakan, pelajar dari madrasah di seluruh Indonesia merupakan bagian penting
dalam proses mewujudkan transformasi digital.
“Acara hari
ini, rekan-rekan madrasah yang ada di seluruh Indonesia berkumpul secara
virtual untuk saling berbagi dan berdiskusi tentang mengapa dan bagaimana
madrasah dapat turut serta menyukseskan agenda transformasi digital yang saat
ini sedang berjalan,” ujarnya dalam webinar Madrasah #MakinCakapDigital, dari
Jakarta, Rabu (04/08/2021).
Menurut
Dirjen Aptika Kementerian Kominfo, Pemerintah telah menyiapkan berbagai agenda
transformasi digital, salah satunya Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD).
“(GNLD) ini
kami jalankan karena kita sedang dalam proses tranformasi digital. Kita
ketahui, kunci kesuksesan dalam tranformasi digital adalah menyiapkan manusianya,
SDM-nya. Karena kalau tidak, kita hanya akan menjadi penonton,” jelasnya
Dalam
proses transformasi digital, Indonesia membutuhkan banyak tenaga ahli digital.
Untuk memenuhi kebutuhan itu, Kementerian Kominfo berkomitmen menghasilkan 600
ribu talenta digital setiap tahun.
“Untuk itu
kita perlu membangun kesadaran kolektif dan juga kecerdasan kolektif, maka
tujuan daripada Gerakan Nasional Literasi Digital ini agar masyarakat kita siap
dalam menghadapi era baru, yaitu era digital dan mereka harus semakin
produktif,” tandas Dirjen Semuel.
Dirjen
Aptika Kementerian Kominfo menyatakan Presiden Joko Widodo telah meluncurkan
Program Literasi Digital Nasional (LDN) pada 20 Mei 2021 yang lalu. Sejak
diluncurkan, LDN telah menjangkau 3.691.028 peserta di 34 provinsi dan 458
kabupaten/kota melalui 5.390 kegiatan.
“Hingga
hari ini, program LDN sudah ada 5.390 kegiatan yang kita adakan secara daring.
Untuk informasi lengkapnya dari capaian-capaian ini bisa diakses juga oleh
masyarakat melalui dashboard.literasidigital.id,”ungkapnya.
Ruang
Digital Produktif
Menurut
Dirjen Semuel, saat ini masyarakat harus memanfaatkan ruang digital dengan
baik. Mengutip hasil Survei Literasi Digital, ruang digital hanya
digunakan untuk aktifitas seperti chating, mengunggah foto atau video dan
berbagai konten pribadi lain.
“Padahal
banyak sekali hal-hal positif dan produktif lainnya yang bisa dilakukan, ini
yang sebenarnya ingin kita bukakan wawasannya supaya masyarakat Indonesia juga
bisa menggunakan teknologi dengan produktif dan bisa bersaing juga dengan
negara-negara yang lain. Kalau kita tidak menyiapkan diri dalam proses ini,
nanti yang mengisi adalah orang-orang dari luar,” jelasnya.
Dirjen
Aptika Kementerian Kominfo menjelaskan literasi digital merupakan keterampilan
dasar dari penyiapan kapasitas SDM di sektor digital. Untuk memahami lebih jauh
tentang literasi digital, Dirjen Semuel mengajar pelajar madrasah mempelajari 4
modul sebagai peta jalan literasi digital 2021-2024, antara lain digital
skills, digital ethics, digital safety, dan digital culture.
“Banyak
sekali materi-materi yang bisa didownload terkait pengembangan kecakapan
digital yang kami lakukan. Materi-materinya ada website literasidigital.id,”
tandasnya.
Direktur
Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Muhammad Ali Ramdhani, memberikan
apresiasi atas kerja sama Kementerian Kominfo dan Kementerian Agama dalam
menyelenggarakan webinar Madrasah Makin Cakap Digital.
“Saya
berterima kasih atas atas kerja sama dan sinergisitas kita bersama agar
kemudian kita semua semakin cerdas dan mahir dalam manfaatkan perangkat
digital,” ujarnya.
Menurut Dirjen
Ali Ramdhani, erevolusi industri 4.0 yang ditandai dengan internet of things,
artificial intelligence, big data maupun berbagai bidang lainnya yang juga
dipacu dengan terpaan pandemi Covid-19, memaksa setiap orang untuk lebih
memanfaatkan dan mengoptimalkan teknologi pada berbagai sektor kehidupan,
termasuk sektor pendidikan.
“Dalam
kondisi ini, hanya dengan bersahabat dengan teknologi, khususnya teknologi
digital kita dapat bersanding dan bertanding dalam menjalani kehidupan
kekinian,” jelasnya.
Dirjen
Pendidikan Islam menilai pembelajaran online dengan menggunakan berbagai
platform berbasis internet sudah banyak digunakan di berbagai madrasah. Di sisi
lain, pelajar juga perlu memperkuat literasi digital yang bermuara pada
penciptaan budaya digital atau digital culture yang sehat dan baik pada
masyarakat pendidikan.
“Model
interaksi antar insan dalam kehidupan bermasyarakat juga ditopang dengan
eksistensi media komunikasi yang berbasis teknologi,” tandasnya.
Menurut
Dirjen Ali Ramdhani, membangun budaya digital tidak hanya tertuju pada
persoalan kemampuan untuk memiliki peralatan yang canggih dan modern. Tetapi
juga perlu memberikan perhatian lebih pada kesadaran dari setiap insan dan
penggerak pendidikan.
“Setiap
insan dan penggerak pendidikan juga perlu menggunakan dan menguasai peralatan
teknologi informasi dengan baik dan bijak. Tentu saja, dalam implementasinya
harus memuat narasi dan konten positif,” imbuhnya.
Webinar
Madrasah Makin Cakap Digital turut dihadiri Koordinator Literasi Digital; Rizky
Amelia, Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Ditjen Pendidikan Islam
Kementerian Agama; Muhammad Zain, konten kreator keislaman; Habib Husein Jafar,
praktisi pendidikan; Najeela Shihab, serta pengajar dan pelajar madrasah di
seluruh Indonesia.
Sumber :Plt.
Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo