@dmin
Tuesday, 12 March 2024, March 12, 2024 WIB
Last Updated 2024-03-13T06:38:11Z
Internasioanal

PM Mundur, Karena Ulah Gengster, Negara Sebelah Campur Tangan

Advertisement

Laporan - Jouseph

THE NEWS.CO.ID


INTERNASIONAL KARIBIA -Selama sepekan negara Karibia mencekan, kekacauan dimana-mana akibat ulah salah satu kelompok geng, mayat-mayat bergelimpangan di mana-mana, layanan publik porak poranda/hancur hingga tidak sedikit warga masyarakat sipil di negeri tersebut mengungsi.


PM (Mundurnya Perdana Menteri) Ariel Henry saat berada di luar negeri di karenakan adanya kerusuhan terbaru yang terjadi. Sebagai bentuk pengorbanan terbesarnya dan atas dasar demi kecintaannya kepada Tanah Air.


"Karena ketidak pekaan Pemerintahan yang saya pimpin ini" kata Henry, dalam pidato sambutannya.


"Pembentukan dewan transisi presiden sudah di setujui pemerintah, terkait kemunduran dirinya tatkala dewan transisi presiden usai di lantik" tegasnya.


Kemunduran Perdana Menteri Ariel Henry merupakan salah satu tuntutan dari para gengster tersebut. yang mengakibatkan kerusakan Kantor Polisi, Kantor Penjara dan infrastruktur lainnya di negara karibia tersebut.


Sejak terjadinya pembunuhan presiden Jovenel Moise pada tahun 2021 silam Perdana Menteri Ariel Henry masih berkuasa, namun Haiti tidak pernah melaksanakan pemilu sejak tahun 2016.


Sudah mendarah daging soal adanya kekerasan di Haiti oleh kelompok bersenjata tersebut, menjadikan negara termiskin di belahan barat dunia.


Belakang di ketahui Ariel Hendry sedang berada di Nairobi, guna melakukan manuver lobi politik dalam penempatan Polisi Multinasional yang di pimpin Kenya.


Serangan gengster tersebut sudah terkoordinasi untuk menyingkirkan Perdana Menteri Hendry, sehingga Kenya batal mengirimkan Polisi kesana.


"Tidak ada jangkar yang dapat dilakukan untuk bersandar, jika tidak ada pemerintah politik di Haiti dalam penempatan Polisi disana" ucapnya Sekertaris Utama Urusan Luar Negeri Kenya, Korir Sing'oei.


Dalam Updete terbarunya Kenya mengambil langkah akan mengirimkan Polisi kesana sebagai misi Internasional, yang sebagian besar di danai oleh (AS) Amerika Serikat dan Canada, guna memulihkan situasi keamanan dan kertiban disana.


Amerika Serikat Optimis misi tersebut akan terus berjalan, apa lagi setelah terbentuknya pemerintahan baru.