Advertisement
REDAKSI
THE NEWS.CO.ID
JAKARTA -Jelang perhelatan pesta demokrasi pilkada pilgub Provinsi DKI Jakarta yang sebentar lagi akan di gelar, menjadi sorotan publik. Sejumlah figur politik berlomba mencari kendaraan politik masing-masing guna mendapatkan tiket menuju kursi singgasana.
Jakarta yang merupakan baro meter demokrasi ibukota negara saat ini yang memiliki APBD sangat Fantastis nilainya, menjadi daya tarik para elite politik untuk menjaring para bakal calon gubernur dan wakil gubernurnya yang akan mereka usung dan dukung melalui mekanisme partai masing-masing demi meraih kemenangan di pilkada DKI Jakarta.
Berdasarkan pengalaman yang pernah terjadi saat pilgub DKI Jakarta beberapa waktu lalu, banyak figur politik pasangan calon gubernur dan wakil gubernurnya, yang di usung dan di dukung oleh banyak partai pengusung dan pendukung mengalami kekalahan telak di kontetasi pilkda DKI Jakarta. padahal banyak parpol pendukungnya saat itu, artinya hanya gerbong saja yang banyak, isinya kosong kan jadi percuma.
Salah seorang jurnalis di salah satu media online sebut saja sapaan akrabnya biasa di panggil dengan nama Toni berpendapat. "Banyaknya parpol pendukung tidak menjamin sosok atau figur tersebut akan keluar menjadi pemenang kontestasi di pilkada Provinsi DKI Jakarta, beda hal nya dengan pemilihan anggota legislatif, meskipun memiliki jumlah raihan kursi banyak saat pileg, pasti tidak akan sama hasilnya degan pilkada" ucap Toni.
Memahami kultur budaya warga masyarakat DKI Jakarta dan beraneka ragam suku agama dan golongan, menjadi tantangan tersendiri bagi para bakal calon gubernur. Adu strategi dari masing-masing tim pemenangan bacalon menjadi bagian yang tidak dapat di pisahkan dari kalimat kunci keberhasilan.
Ya, namanya juga manusia apa lagi dunia politik' di depan bilang A di belakang bilang C, jadi saya kurang begitu yakin banyak partai pendukung akan keluar sebagai pemenang hasilnya akan di ketahui di ujung perhitungan suara yang akan menjadi penentu, siapa yang keluar sebagai pemenangnya nanti, toh tidak satupun manusia yang akan mengetahui apa dan siapa yang sudah di pilih oleh sipemilih saat berada di dalam bilik pemungutan suara. tutupnya.