@dmin
Saturday, 9 October 2021, October 09, 2021 WIB
Last Updated 2021-10-09T13:47:48Z
Nasional

Mau Nyaman PTM Di Sekolah ini Solusinya

Advertisement

 THE News.co.id


Pembelajaran Tatap Muka Terbatas diketahui sejak akhir Agustus sudah mulai dilaksanakan di berbagai  wilayah di Indonesia. Untuk itu Pembelajaran Tatap Muka dibutuhkan sebagian catatan penting terkait persyaratan mulai dari mengedepankan prinsip kehati- hatian dan mengutamakan kesehatan dan keselamatan para guru, siswa, dan seluruh tenaga pengajar beserta keluarganya agar tidak menimbulkan masalah baru.

Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi juga mendapatkan informasi timbulnya sejumlah kluster di berbagai sekolah.

Tetapi, dengan berbagai jumlah persyaratan, Anak- Anak diperbolehkan kembali belajar di sekolah walaupun belum setiap hari. Mereka belajar dua- tiga kali dalam sepekan.

Ahmad Faiz misalnya siswa kelas 2 di sebuah sekolah dasar negeri di Jakarta itu belajar tatap muka cuma sepekan sekali. Sekolah mereka masih melakukan tahapan uji coba pembelajaran dengan protokol kesehatan ketat dan jam belajar yang singkat.

" Pertemuannya hanya 1 jam 45 menit dan dibatasi cuma 5- 6 anak sekelas setiap kali masuk. Alhamdulillah protokol kesehatan di laksanakan dengan sebagai mana mestinya jadi tidak terlalu waswas," ucap Nurhasanah, ibunda dari Ahmad Faiz pada Jumat, 8 Oktober 2021

Saat sebelum anak- anaknya masuk sekolah, Nurhasanah mendapatkan penjalasan tentang protokol kesehatan dan hal- hal teknis yang wajib dilakukan anak dan dimengerti oleh orang tua. Mereka pula menerima simulasi dari sekolah.

Di kelas daring, guru juga memberitahukan kepada Anak- Anak tentang perlunya protokol kesehatan. Orang tua boleh mengantar dan menjemput anak tepat waktu. Di gerbang sekolah terdapat petugas yang akan mengecek temperatur suhu badan dan mengawasi siswa saat melakukan cuci tangan.

" Anak- Anak pula diharuskan berwudhu di rumah untuk shalat dhuha di sekolah. Mereka cuma diperbolehkan bawa minuman, harus bawa sandal sendiri untuk ke kamar kecil mengenakan masker, dan bawa masker cadangan. Tidak lupa mereka juga bawa plastik kecil untuk masker bekas, tisu dan hand sanitizer, jadi sudah terdapat petunjuknya. Orang tua tinggal meneruskan dan menegaskan Anak- Anak," ucap Nurhasanah.

Dia bahagia melihat anakanya dapat belajar tatap muka. Mereka juga lumayan bergairah masuk sekolah walaupun waktu belajarnya hanya sebentar.

Psikolog anak Intan Erlita memahami situasi yang dialami orang tua yang anaknya kembali belajar secara tatap muka. Suasana covid- 19 masih mengkhawatirkan tetapi belajar tatap muka juga sangat berarti dan paling utama untuk Anak- Anak yang tidak memiliki sarana penunjang pembelajaran yang mencukupi.

Dia mengatakan belajar tatap muka berarti, salah satunya sebagai ruang interaksi sosial anak. Sekolah, kata ia tidak cuma jadi tempat belajar ataupun ruang akademis tetapi pula ajang untuk anak belajar bersosialisasi dan mempersiapkan anak menerima tantangan ataupun masalah dalam kehidupan.

" Anak belajar untuk mengatasi masalah Jika di rumahkan hanya sebatas bertemu keluarganya saja. sementara di sekolah terdapat banyak karakter," ucap Intan melalui pesan singkat WhatsApp.

Saat sebelum siswa sekolah tugas untuk orang tua dan guru membujuk Anak- Anak. mereka wajib berdisiplin mengenakan dan menerapakan protokol kesehatan, orang tua wajib menyesuaikan protokol kesehatan dan mengenakan masker, menjaga jarak, dan cuci tangan.

" Paling utama untuk menyesuaikan bermasker di rumah karena wajib berlangsung selama dalam aktifitas belajar," ucapnya.

Dalam situasi saat ini kerja sama orang tua, guru sekolah, dinas pendidikan dan sarana kesehatan berarti. Dibutuhkan akan ketersediaan perangkat ketentuan dan pelaksanaanya secara ketat di sekolah. tracing oleh dinas kesehatan setempat pula wajib diterapkan jika ditemukan permasalahan positif di lingkunagn sekolah.

Direktur Jenderal PAUD Pendidikan  Dasar dan menengah Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Jumeri, S.TP., M.Si mengatakan pembelajaran tatap muka dibutuhkan. Karena banyak hambatan yang dialami guru, orang tua dan sekolah dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh( PJJ).

Contohnya guru kesulitan mengelola PJJ karena berfokus pada penuntasan kurikulum, waktu belajar menurun dan kesulitan berbicara dengan orang tua. Karena yang dapat PJJ daring terbatas cuma 30 persen dari segala siswa kita menjajaki pendidikan guru dengan daring sedangkan yang lain PJJ mandiri di rumah.

Dari sisi orang tua dan siswa, tidak seluruhnya sanggup mendampingi anak belajar. siswa pula kesulitan konsentrasi belajar karena banyak tugas- tugas yang dianggap berat sehingga tingkatan stressnya bertambah.

Solusi menghindari covid-19 di sekolah

1. Protokol kesehatan

-Memakai masker, sering mencuci tangan dan menjaga jarak
-Memeriksa suhu tubuh anak, guru dan semua orang di lingkungan sekolah
-Mengurangi kapasitas kelas
-Menghindari kontak fisik
-Menghindari penggunaan barang bersama
-Mencegah kerumunan dengan mengatur jam datang dengan pulang
-Tidak ada ekstrakurikuler atau olahraga.

2. Sirkulasi udara

- Membuka jendela atau pintu kelas
- Menggunakan filter HEPA jika tidak memiliki ventilasi alami
- kelas di ruangan terbuka (jika ada)

3. Waktu belajar


-Waktu hari dan jam sekolah tatap muka agar dibuat singkat.(Ton)