Advertisement
THE News.co.id
Jasinga - Dalam rangka Hari Santri Nasional (HSN) Tahun 2021 Pondok Pesantren Raudhatul Falah Al Hasanah (Raufal) menyelenggarakan lomba Musabaqoh Qirooatul Kutub (MQK) bagi para santri di Aula Ponpes, Rabu (13/10/21). Tentu, kegiatan ini disambut meriah oleh para santri, karena masing-masing santri bisa unjuk kemahiran setelah mereka cukup lama belajar kitab-kitab kuning di Pesantren.
Pimpinan Ponpes Raudhatul Falah Al Hasanah KH. Bundari Abas mengungkapkan, lomba MQK ini merupakan sebuah wahana untuk mengasah dan menguji kemampuan para santri yang telah menimba ilmu di Pesantren ini.
“Ini menjadi ajang uji diri bagi para santri, tak hanya itu mereka juga bisa mengekspresikan kemampuan mereka dibidang masing-masing terutama kemampuannya di kitab kuning,” kata Bundari.
Lebih jauh dia mengatakan, Kegiatan tersebut pula dilakukan sebagai upaya melestarikan metode pengajaran pesantren yang selama ini menjadi kekuatan santri untuk menjaga moralitas dan membentuk mentalitasnya. Maka dari itu, kegiatan ini juga untuk terus mempertahankan metode ini.
“Pentingnya lomba ini sebagai bukti eksistensi dan tonggak sejarah kebangkitan Pondok Pesantren dan Metode pembalajaran klasik ala pesantren seperti model membaca kitab kuning tersebut punya nilai filosofi tersendiri yakni mampu menciptakan pendidikan karakter bagi peserta didik,”bebernya.
Kegiatan ini juga sambung dia, merupakan rangkaian memeriahkan hari santri nasional yang jatuh pada 22 Oktober mendatang, tentunya sebagai bagian dari proses HSN ini maka Raufal ikut mengisi dan menjadikan lomba ini moment melihat hari santri secara utuh.
“HSN memiliki sejarah dan makna tersendiri bagi para kiyai dan santri. Karena HSN ini merupakan pembuktian bahwa eksistensi Pesantren dalam menjaga SDM secara baik tetap terjaga utamanya dalam membangun akhlak dan moralitas putra-putri bangsa ini,” imbuhnya.
Sementara itu, salah Satu Santri Ponpes Raudhatul Falah AL Hasanah Jasinga Aceng merasa bangga bisa mengikuti MQK ini kendati waktunya pendek sehingga tidak bisa mempersiapkan diri lebih lama. Namun dengan keyakinan bahwa ini adalah proses pembelajaran dirinya siap.
“Alhamdulillah, sebagai santri tentu kita harus siap dalam keadaan apapun, lomba ini juga bisa jadi ujian bagi para santri agar tahu sudah sejuah mana kemampuan dalam mengkaji kitab-kitab kuning yang ada,” kata Aceng.( H.Ade )