@dmin
Wednesday, 11 October 2023, October 11, 2023 WIB
Last Updated 2023-10-11T14:16:31Z
Daerah

Warga Takokak Keluhkan Harga Obat di Bidan Lebih Mahal

Advertisement

 Deri Lesmana

THE NEWS.CO.ID


CIANJUR -Warga masyarakat Kecamatan Takokak sangat mengeluhkan jika membeli atau berobat ke bidan desa, dimana mahalnya obat"an yang dibeli warga harganya bisa mencapai 500 persen lebih mahal dari harga yang di jual di apotek.


Menurut  warga Desa Waringinsari, HM (59) tahun mengatakan, harga obat yang di beli dari bidan desa sebesar Rp. 90 ribu. "Padahal obat ini saya beli di apotek hanya Rp. 25 ribu,  seperti obat asam urat, farsifen 400 mg, samrox piroxicam 20 mg, neuralgin dan nostrum.


' Terkait harga obat ini di konfirmasi ke Kepala puskesmas Kecamatan Takokak Ibu Khodijah yang di wakili Deri Subadri mengatakan, harga obat yang di suplai pemerintah memang gratis dan tidak boleh di jua belikan. " Tapi obat"an gratis itu tidak datang sendirian sehingga harus di ambil ke kabupaten'. 


Masih ucapnya, sehingga tentunya harus ada biaya yang harus di keluarkan buat transportasi pengambilan obat," terangnya.


" Sementara obat- obatan yang tidak di suplai pemerintah atau di beli dari apotek, para bidan membelinya dengan cara sistim borong" .


" Ini larinya ke bisnis, jika obat non generik yang di beli dari apotek tidak laku itu di buang," papar Deri sambil menambahkan untuk menghindari kerugian, maka dari itu semua bidan desa menjualnya dengan harga bedasarkan kebijakan bidan itu sendiri.

Menurutnya, kinerja dan penjualan obat gratis dan obat- obatan yang di beli dari apotek berdasarkan peraturan desa ( perdes ) yang di sahkan oleh kepala desa (kades)".


' Di tempat terpisah, kasi pemerintahan ( kasipem ) Desa Simpang Kecamatan Takokak, Mulyana (52) mengatakan, pihak desa tidak pernah ikut mengatur harga obat yang di jual bidan.


"Desa hanya mengeluarkan perdes saja, itupun hanya untuk kinerja bidan saja. Dan tidak ikut dalam mengatur harga obat," jelas Mulyana.


Sementara tokoh pemuda Desa Simpang, Jodi (45) mengatakan, harga obat- obatan yang di jual para bidan harganya sangat mahal. Hal ini diduga adanya pembiaran yang di lakukan oleh oknum pimpinan yang mempunyai kebijakan sehingga disinyalir adanya upeti yang masuk ke kantong oknum di lingkungan puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur," paparnya.


Masyarakat meminta pihak pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur untuk menindaklanjuti kasus ini. "Jangan sampai harga obat yang setinggi langit ini di biarkan begitu saja. Siapapun oknumnya, itu harus di tindak," pungkas Jodi.