@dmin
Monday, 27 December 2021, December 27, 2021 WIB
Last Updated 2021-12-27T11:10:16Z
Nasional

Pergantian Ketua Partai Komunis China

Advertisement

 THE News.co.id



THE NEWS.CO.ID - Partai Komunis China mengganti Ketua Partai Komunis di wilayah Xinjiang, Chen Quanguo. Sebelumnya, Chen telah menjabat sebagai Ketua PKC region Xinjiang sejak 2016.


 Sekretaris Partai Xinjiang Chen Quanguo.Senin (27/12), Chen digantikan oleh Ma Xingrui. Ma sebelumnya menjabat sebagai Gubernur Guandong sejak 2017.


"Chen akan pindah ke peran lain dan Ma Xingruia menggantikannya," tulis laporan media China Xinhua.

Tidak dijelaskan secara rinci kapan pergantian itu dilakukan termasuk alasan Chen dicopot dari jabatannya.

Namun, Chen sudah menjadi sorotan internasional karena diduga melakukan rentetan tindak kekerasan dan diskriminasi terhadap etnis Uighur di Xinjiang selama beberapa tahun terkahir.

Chen yang berusia 66 tahun merupakan anggota politbiro China. Dia dianggap sebagai pejabat senior yang bertanggung jawab atas tindakan keras keamanan di Xinjiang.

Bahkan, Chen telah dijatuhi sanksi pada 2020 oleh Amerika Serikat.
Berdasarkan laporan PBB dan dan beberapa aktivis HAM, diperkirakan lebih dari satu juta Muslim ditahan di kamp-kamp di wilayah Xinjiang.

Namun China sudah berkali-kali menolak tuduhan kekerasan terhadap etnis Uighur. Mereka mengatakan kamp di sana merupakan pusat kejuruan yang dirancang untuk memerangi ekstremisme.


Chen Quanguo, siapa dia?
Chen Quanguo adalah Sekretaris Partai Komunis untuk Xinjiang yang dipilih pada 2016. Sebelumnya dia dikenal berhasil meredam separatisme di Tibet, wilayah China lainnya yang mendapatkan represi.

Menurut South China Morning Post, Chen ingin menggunakan strategi yang sama di Xinjiang seperti dia melakukannya di Tibet. Di antaranya adalah pengawasan yang melekat, meningkatkan jumlah polisi, dan menerapkan sistem kisi-kisi untuk membagi masyarakat.

Dengan sistem kisi-kisi ini, seperti yang dijabarkan Economist, Chen membagi kota menjadi wilayah berkotak-kotak yang setiap kotaknya 500 warga Uighur. Setiap kotaknya ada pos polisi untuk menjaga mereka. Hal ini diterapkan di perkotaan maupun perdesaan Xinjiang.

Pos-pos pemeriksaan tersebar di banyak tempat. Warga Uighur harus memindai kartu identifikasi mereka di setiap stasiun kereta dan di jalan keluar dan masuk kota.

Economist menyebut sistem ini "Aparteid dengan karakteristik China", pelesetan dari slogan "Sosialisme dengan karakteristik China". (Nattalie)